Kepemimpinan
NAMA : Zakharia Titus
NPM : 19113658
KELAS : 2KA35
Teori Kepemimpinan
1. Teori Genetie: bahwa
penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah
dilahirkan dengan bakat pemimpin.
2. Teori Sosial: Jika
teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”, maka
penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu : “Leaders are made
and not born”. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa etiap
orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan
kesempatan untuk itu.
3. Teori
Ekologis: Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan
teori sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya
dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahir nya telah memiliki
bakat-bakat kepemimpinan, yang mana bakat tadi kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang
memungkinkan nya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah
dimiliki.
Tipologi Kepemimpinan
Tipologi kepemimpinan disusun dengan
titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin
dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan
jenis-jenisnya antara lain:
1. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis
ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap
organisasi sebagai pemilik pribadi, mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima
kritik, saran dan pendapat, terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya,
dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung
unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu
bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan
seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis
ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : dalam menggerakan bawahan
sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, dalam menggerakkan bawahan
senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, senang pada formalitas yang
berlebih-lebihan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, sukar
menerima kritikan dari bawahannya, menggemari upacara-upacara untuk berbagai
keadaan.
3. Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong
sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai
berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap
terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap
maha tahu.
4. Tipe Karismatik.
Hingga sekarang ini para ahli belum
berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma.
Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat
besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat
besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa
mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang
sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya
dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra
natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan
sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar
Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang
pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih
menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat
digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
5. Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan
telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat
untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki
karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu
bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di
dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi
dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima
saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, selalu berusaha
mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat
kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat
kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain,
selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan
berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Dalam melaksanakan tugas
kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita
pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa faktor.Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan adalah sebagai berikut :
A. Faktor Kemampuan Personal
Pengertian kemampuan adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan
ke dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang
lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan
perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin
yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi
kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan
menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara
potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak
terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.
B. Faktor Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki.
Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini,
semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan
yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh.
sama-sama mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunya
pengarauh yang berbeda.
C. Faktor Situasi dan Kondisi
Pengertian situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat
situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin
yang karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena
anggota organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin
transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan oragnisasi adalah
religiutas maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan
spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia
juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang
tepat atau tidak.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar